Sabtu, 19 Oktober 2019

Batik besurek bengkulu

Batik Besurek adalah batik khas milik Provinsi Bengkulu. Sejak tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces  of  the  Oral  and  Intangible  of  Humanity). Dengan diakuinya Batik sebagai hak paten milik negara Indonesia maka negara asing tidak dapat mengakui Batik sebagai milik mereka melainkan milik Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah di sahkan hak paten batik tersebut, maka Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober.

Kain Besurek artinya kain yang mempunyai tulisan atau surat (surek dalam bahasa Bengkulu). Tulisan atau surat tersebut berupa berbagai bentuk ragam hias (ornamen) yang merupakan hasil seni budaya tradisional peninggalan masa lalu, seperti tulisan Arab (kaligrafi),  gambaran keadaan kehidupan tumbuh-tumbuhan (flora), keadaan kehidupan binatang (fauna), dan lain-lain. Semua bentuk ragam hias (ornamen) tersebut membentuk kombinasi tertentu, yang dinamakan motif pengembangan (kreasi).

Jenis Motif Kain Besurek

Pada zaman dahulu kain besurek hanya dipakai khusus untuk upacara dan kegiatan ritual saja sesuai dengan jenis motif yang ada. Dengan demikian kain besurek tidak dapat dipakai disembarang tempat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, motif dasar yang berupa kaligrafi, pohon hayat, dan lain-lain tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

1. Motif Dasar :

a. Motif Kaligrafi
Motif kaligrafi berupa tulisan Arab. Motif ini merupakan ciri khas kain besurek. Artinya, motif kaligrafi harus diikuti dalam semua motif ini merupakan ciri khas motif/simbol motif. motif ini dahulu hanya dipakai pada rangkaian upacara pernikahan oleh raja penghulu dan apit pengantin dengan warna biru.
Motif Kaligrafi
b. Motif Pohon Hayat
Motif pohon hayat menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan yang ada di Provinsi Bengkulu. Misalnya, bunga raflessia, bunga teratai, bunga anggrek, dan lain-lain. Motif ini pada mulanya hanya dipakai pada upacara pernikahan sebagai hiasan bilik pengantin, dengan warna biru.
Motif Pohon Hayat
c. Motif Bunga Melati dan Kaligrafi
Motif bunga melati mengambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan dan tulisan Arab. Kain besurek bermotif bunga melati dan kaligrafi pada mulanya digunakan pada acara adat, yaitu pada upacara cukuran bayi. Kain besurek yang bermotif bunga melati dan kaligrafi dipakai sebagai sampiran atau hiasan, dengan warna merah kecoklatan.
Motif Bunga Melati dan Kaligrafi
d. Motif Relung Paku Perpaduan Burung
Motif relung paku perpaduan burung menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan dan keadaan binatang. Motif relung paku perpaduan burung pada mulanya digunakan pada upacara adat, yaitu pada acara cukuran bayi, dengan warna coklat dan krem.
Motif Relung Paku Perpaduan Burung
e. Motif Bunga Cengkeh dan Bunga Cempaka
Motif bunga cengkeh dan bunga cempaka menggambarkan keadaan tumbuh-tumbuhan yang ada di Bengkulu, terutama pohon cengkeh dan bunga cempaka. Motif ini digunakan pada rangkaian pernikahan, yaitu acara berdabung atau mengikir gigi.
Motif Bunga Cengkeh dan Bunga Cempaka
f. Motif Burung Kuau dan Kaligrafi
Motif burung kuau dan kaligrafi menggambarkan keadaan binatang dan tulisan Arab. Jenis motif ini pada waktu dahulu digunakan pada upacara pernikahan, yaitu pada acara ziarah kubur, dengan warna biru.
Motif Burung Kuau dan Kaligrafi
g. Motif Rembulan dan Kaligrafi
Motif rembulan dan kaligrafi mengambarkan bahwa segala sesuatu yang ada ini merupakan ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Motif ini dipakai pada rangkaian pernikahan, yaitu pada acara siraman (mandi), dengan warna merah.
Motif Rembulan dan Kaligrafi
2. Motif Kreasi
Motif merupakan salah satu faktor yang menetukan kualitas kain besurek. Kain besurek yang mempunyai motif indah akan menambah daya tarik tersendiri. Untuk mendapatkan jenis-jenis kain besurek yang berkualitas perlu pengembangan jenis-jenis motif yang telah ada. Motif dasar merupakan pedoman pengembangan untuk mendapatkan jenis-jenis motif baru. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan motif dasar tersebut dinamakan pengembangan motif. Adapun motif yang dihasilkan disebut motif kreasi (pengembangan).

Ibu Fatmawati

Fatmawati Sang Perajut Negeri, Pahlawan dari Bengkulu

   
Mesin jahit yang digunakan Fatmawati untuk menjahit Bendera Pusaka Merah Putih
Fatmawati Soekarno. Nama salah satu istri presiden pertama Indonesia ini tentu tidak asing lagi di telinga. Saat di bangku sekolah kita sering mendengar nama tersebut, bahkan nama ini juga digunakan sebagai nama bandara di Bengkulu yang merupakan kota kelahiran ibu Fatmawati dan nama jalan di Jakarta serta beberapa kota lainnya di Indonesia. 

Lalu apa sebenarnya peran beliau dalam perjuangan bangsa Indonesia? Apakah hanya sebatas penjahit bendera merah putih yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945? Tentu saja tidak.

Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncak dengan diproklamasikannya Indonesia pada 17 Agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta oleh Soekarno-Hatta. Pengibaran Bendera Merah Putih pun menjadi simbol bebasnya Indonesia dari tangan penjajah. Lalu siapakah dari sekian banyak tokoh dan pejuang bangsa ini pada saat itu yang memikirkan arti penting dari sebuah bendera bagi bangsa yang merdeka? 

Hanya Fatmawati satu-satunya orang yang memikirkan dan telah mempersiapkan bendera merah putih itu satu setengah tahun sebelum Indonesia merdeka. Hal ini diungkapkan Fatmawati dalam bukunya yang berjudul: Catatan Kecil Bersama Bung Karno.

Ketika akan melangkahkan kakiku keluar dari pintu terdengarlah teriakan bahwa bendera belum ada, kemudian aku berbalik mengambil bendera yang aku buat tatkala Guntur masih dalam kandungan, satu setengah tahun yang lalu. Bendera itu aku berikan pada salah seorang yang hadir di tempat di depan kamar tidurku.

Dari petikan paragraph di atas, cukup jelas bahwa peran Fatmawati bukan hanya sebagai penjahit bendera pusaka merah putih sebagaimana yang ada di buku-buku sejarah sekolah dan dipahami generasi-generasi saat ini. Namun, ide dari pemikiran beliau telah mampu melewati batas-batas pemikiran para pejuang bangsa Indonesia lainnya pada saat itu. 


Perjalanan ibu Fatmawati menemani perjuangan Bung Karno



Setelah Proklamasi, keesokan harinya 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Tugas pemimpin negara di zaman revolusi sangat berat dalam mempertahankan kemerdekaan dari bangsa asing yang ingin kembali menjajah Indonesia. 

Tugas berat tersebut secara otomatis dipikul juga oleh Fatmawati sebagai ibu negara. Tidak jarang Soekarno menjadikannya tempat berbagi keluh kesah dan bertukar ide dalam menjalankan perjuangannya.      

Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak diterima secara positif oleh Belanda. Belanda datang lagi ke Indonesia untuk kembali mengusai Indonesia. Keadaan menjadi tegang, banyak rakyat yang mencari perlindungan, tidak terkecuali Fatmawati. 

Dalam buku berjudul ‘Fatmawati Soekarno, the first lady’ disebutkan bahwa Presiden Soekarno dan Fatmawati harus berpindah-pindah untuk menghindari penangkapan. Bahkan  untuk mengelabuhi musuh, selama satu bulan Fatmawati menyamar menjadi tukang pecel dan Soekarno menyamar menjadi tukang sayur dengan gaya berjalan pincang. Sementara Guntur dititipkan kepada neneknya di Bogor.

Karena kondisi Jakarta yang mencekam, maka Soekarno dan keluarganya diungsikan di daerah Sukanegara Jawa Barat, suatu daerah di lereng gunung dan banyak perkebunan teh. Mereka berdiam di gubuk yang terbuat dari dinding bambu tanpa penerangan listrik. 

Situasi Jakarta yang tidak kunjung aman mengharuskan pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Selama di Yogyakarta, Fatmawati sering mendampingi Soekarno meninjau daerah-daerah, komunitas sosial dan memberikan pidato bagi rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dan membangun negara. Di Yogyakarta pulalah pada 23 Januari 1946, Fatmawati melahirkan anak keduanya dan diberi nama Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri.

19 Desember 1948 Belanda membombardir Yogyakarta. Beberapa hari kemudian, Soekarno dan Hatta diasingkan ke Pulau Bangka. Hal ini tentunya membuat Fatmawati khawatir.

Tidak lama setelah itu, Fatmawati diusir dari Istana Kepresidenan, lalu beliau dan anak-anaknya tinggal di sebuah rumah tanpa jendela dan pintu di Batanawarsa dekat kali Code. Keadaan ekonomi mereka pun sangat memprihatinkan pada saat itu.

Beberapa dokumentasi perjalanan Fatmawati menemani tugas kenegaraan Bung Karno

Soekarno, Fatmawati dan anak-anaknya
Sumber foto: Cover belakang buku 'Fatmawati Sukarno, the First Lady'

Hingga akhirnya pada 6 Juli 1949 Soekarno kembali ke Istana dengan kemenangan. Pusat pemerintahan pun kembali ke Jakarta pada 29 Desember 1949. Sebagai ibu negara, Fatmawati selalu setia menemani Soekarno dalam kunjungan dan penyambutan tamu kenegaraan. 

Selain itu Fatmawati juga aktif dalam membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat, pendidikan, kesehatan, anak terlantar dan penyandang cacat. Dalam tugasnya sebagai pembina persit, Persatuan Istri Tentara, Fatmawati selalu berpesan agar mereka selalu menjaga persatuan diantara mereka melalui kerjasama dan tugas-tugas sosial.

Fatmawati selalu mencurahkan seluruh perhatiannya untuk keluarga. Sesibuk apapun, beliau selalu menyempatkan diri untuk memasak dan mengurusi anak-anaknya. Dalam bidang seni, Fatmawati pandai bermain piano, menyanyikan lagu pop daerah, bahkan beliaulah yang mempopulerkan lagu Anging Mammiri di selingkaran Nusantara.


Pada 14 Mei 1980, Ibu Fatmawati meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, dalam perjalanannya sepulang dari umroh. Dari pernikahannya dengan Soekarno, beliau memiliki 5 orang anak, yaitu Guntur, Megawati, Rahmawati, Sukmawati, dan Guruh. Fatmawati meninggal pada usia 57 tahun dan dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. 

Atas jasa-jasa besarnya kepada bangsa Indonesia dalam perjuangan merajut negeri. Atas ide-idenya yang luar biasa bagi negeri ini, atas kesetiaannya menemani perjuangan Bung Karno, serta atas keaktifannya dalam berbagai kegiatan sosial, putri asli Bengkulu ini dianugerahi gelar pahlawan pada 4 November 2000, berdasarkan Keppres No. 118/TK/2000. 

Makanan khas Bengkulu

MAKANAN KHAS DI PROVINSI BENGKULU

Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan objek wisatanya. Setiap kota memiliki objek wisata masing masing dan keindahannya masing masing. Sehingga berwisata ke kota kota di Indonesia lebih baik ketimbang anda harus pergi kluar negeri. Selain objek wisatanya yang sangat menarik, di Indonesia sangat kaya akan wisata kulinernya. Masing masing kota memiliki makanan khas yang berbeda, seperti kota Bengkulu. Bengkulu merupakan salah satu kota yang memiliki makanan khas yang sangat rekomendasi. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas tentang 7 masakan tradisional di bengkulu yang sangat pantas untuk anda coba 
Inilah 7 makanan POPULER di Bengkulu :

1. TEMPOYAK

Apakah anda pernah mendengar manakan ini? yah tempoyak merupakan salah satu makanan khas Bengkulu yang sangat dikenal, namun tempoyak juga merupakan makanan khas dari Paembang dan Jambi. Tempoyak merupakan makanan yang terbuat dari fermentasi buah durian, yah bisa anda bayangkan bagaimana nikmatnya mengkonsumsi makanan yang satu ini. Tempoyak sangat nikmat dikonsumsi dengan nasi hangat dan berbagai lauk khas Bengkulu lainnya. Salah satu rumah makan yang mengkombinasikan menu masakannya dengan Tempoyak adalah :

2. GULAI KEMBA’ANG

Namanya cukup unik, namun jangan sampai salah pengucapan menjadi gulai kembang ya, hehe. Gulai kemba’ang merupakan salah satu makanan khas dari Palembang yang terbuat dari iga sapi dan bumbu bumbu lainnya. Gulai kemba’ang ini salah satu makanan khas Bengkulu yang hanya bisa didapati pada bulan ramadhan dan hari lebaran saja.

3. LEMA

Lema merupakan 7 makanan enak di Bengkulu yang mirip seperti tempoyak, karena makanan ini merupakan makanan hasil fermentasi. Namun bukan dari fermentasi durian melainkan rebung atau bambu muda yang dicampur dengan ikan tawar.

4. LEPEK BINTI

Tidak hanya makanan beratnya yang sangat enak, makanan ringan khas Bengkulu juga sangat enak salah satunya adalah lepak binti. Namanya memang unik, namun rasanyasangat nikmat. Lepak binti merupakan makanan ringan ang terbuat dari beras ketan dan garam. Sedangkan untuk isiannya, lepek binti terbuat dari daging giling yang dimasak dengan santan, daun salam dan lengkus. Setelah itu dingkungkus menggunakan daun pisang kemudian direbus. Makanan ringan ini mirip seperti arem arem, namun arem arem terbuat dari nasi dan isinya lebih umum adalah kentang, wotel dan seledri.

5. KUE TAT

Kue tat merupakan salah satu kue khas dari Bengkulu yang hanya bisa ditemui ketika ada acara acara besar seperti hari pernikahan atau hari hari besar Islam.

6. BAGAR HIU

Bagar hiu merupakan 7 makanan enak di Bengkulu yang cukup unik yaitu berbahan dasar ikan hiu. Pernahkah anda membayangkan mengkonsumsi ikan hiu? Yah, apabila anda ingin mencicipi rasa ikan hiu bisa mengknsumsi bagar hiu. Hiu yang digunakan untuk bagar hiu ini adalah jenis hiu punai atau hiu tanduk, karena kedua jenis hiu tersebut memiliki kulit yang lembut dan tidak terlalu berbau amis.

7. PENDAP

Pedap merupakan makanan khas Bengkulu yang terbuat dari berbagai rempah rempah seperti bawang putih, cabai, kencur dan lainnya kemudian dicampur dengan kelada muda. Dibungkus menggunakan daunt alas dan diberi ikan atau teri. Untuk menikmati pedap, bahan tersebut harus dimasak selama 8 jam lamanya.

Makanan khas dari Bengkulu ini mirip dengan makanan makanan dari kota kota sekitar seperti Palembang dan Padang. 7 makanan populer di Bengkulu ini sangat cocok untuk anda cicipi saat berkunjung ke Bengkulu

Pantai Panjang Bengkulu


PANTAI PANJANG BENGKULU



Hasil gambar untuk PANTAI PANJANG BENGKULU

Pantai Panjang merupakan pantai yang berada di Provinsi Bengkulu. Pantai ini memiliki garis pantai yang mencapai 7 km dan lebar pantai sekitar 500 meter. Pantai Panjang terletak di Kecamatan Ratu Agung, Kecamatan Teluk Segara, & Kecamatan Ratu Samban.

Hasil gambar untuk PANTAI PANJANG BENGKULU

Untuk menuju ke lokasi Pantai Panjang, terdapat berbagai macam fasilitas transportasi yang tersedia di pusat Kota Bengkulu. Berbagai macam fasilitas transportasi yang tersedia dapat dimanfaatkan dari mulai transportasi umum, hingga kendaraan sewaan. Pantai Panjang dapat ditempuh sejauh 3 Km dari pusat Kota Bengkulu. Rutenya yaitu Jl.Fatmawati - Jl.Ratu Agung - Jl.Samudra - Jl.Parawisata.


Pantai Panjang sering dimanfaatkan oleh wisatawan dan masyarakat sekitar. Di sana terdapat Sport Center sehingga masyarakat dapat melakukan kegiatan olahraga seperti voly pantai, berjalan, dan berselancar. Di pagi dan sore hari biasanya pantai akan dipenuhi oleh masyarakat yang melakukan jogging di pinggir pantai. Ombak di Pantai Panjang banyak dimanfaatkan oleh para pengunjung untuk berselancar. Pantai Panjang yang ada di Bengkulu ini mempunyai banyak fasilitas diantaranya terdapat restoran, cafe, penginapan, area bermain, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas untuk olahraga.


Hasil gambar untuk PANTAI PANJANG BENGKULU

Ketika anda berada di pantai panjang, anda akan merasa terkesan dengan keindahan pasir putih yang begitu indah. Di sepanjang pantai panjang, Anda akan menemukan banyak sekali pedagang makanan yang berjualan di sana, anda pun dapat menikmati berbagai macam keindahan pantai panjang dengan cara bermain air, bermain pasir, dan berjemur sambil menikmati hidangan makanan maupun minuman yang tersedia.











Minggu, 13 Oktober 2019

Tabot Bengkulu

Setiap tanggal 1 sampai 10 Muharram, masyarakat Bengkulu memiliki satu upacara unik yang selalu diselenggarakan untuk menyambut Tahun Baru Islam, yaitu Festival Tabot atau Festival Tabut.
Perayaan yang satu ini sangat unik karena mirip dengan upacara Karbala di Iran. Mulai dari agenda acara sampai dengan tujuan penyelenggaraannya. Kedua upacara ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mengenang kematian dari Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW.
Perayaan ini mempunyai kaitan yang erat dengan mitos kisah kepahlawanan Husain melawan kaum Khawarij di Padang Karbala. Menurut cerita dan sejarah, Husain kalah dan gugur dalam pertempuran di Karbala dengan tangan dan kepala yang terpisah dari badan. Ketika tubuh Husain ditemukan kembali oleh para pengikutnya, tubuhnya diangkat oleh sebuah bangunan yang muncul secara tiba-tiba. Menurut cerita dan sejarah, bangunan yang dimaksud tampak sangat menawan dan indah.
Pada peristiwa tersebut tiba-tiba terdengar suara yang menyuruh para pengikut Husain untuk membuat bangunan yang sama setiap sepuluh hari dalam bulan Muharram untuk mengenang kematian para pejuang yang gugur di Padang Karbala. Bangunan indah yang membawa jenazah Husain itu kemudian disebut Tabut atau Tabot. Sejak saat itu perayaan Tabut dilaksanakan setiap tahun selama 10 hari dalam bulan Muharram oleh umat muslim di dunia, salah satunya di Bengkulu. Perayaan ini sampai di  Bengkulu dibawa oleh para penyebar agama Islam dari Punjab, India pada masa penjajahan Inggris.
Tabot yang digunakan dalam upacara ini berupa suatu bangunan bertingkat-tingkat seperti menara masjid, dengan ukuran yang beragam dan berhiaskan lapisan kertas warna warni. Masyarakat Bengkulu percaya jika perayaan ini tidak diselenggarakan maka akan terjadi musibah atau bencana. Oleh karena itu, Festival Tabot selalu diselenggarakan dengan serangkaian kegiatan yang bersifat ritual dan kolosal yang berlangsung dari tanggal 1—10 Muharam.

Batik besurek bengkulu

Batik Besurek adalah batik khas milik Provinsi Bengkulu. Sejak tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanu...